Kamis, 26 Juni 2008

Berburu Peninggalan Maluku di Museum Wina

[ Kamis, 26 Juni 2008 ]

Sebanyak 1.200 Benda Masih Terawat dengan Baik

Museum Wina menyimpan banyak barang berharga. Bukan hanya dari Austria, tapi juga dari mancanegara. Termasuk, dari Provinsi Maluku, Indonesia, yang jumlahnya tak sedikit.

SIDIQ PRASETYO, Wina

Dua orang Maluku datang bersama Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Austria, Triyono Wibowo, dalam acara temu wartawan di Wina, dua hari lalu. Triyono memperkenalkan keduanya sebagai wakil dari Museum Negeri Provinsi Maluku yang meneliti benda-benda Maluku di Museum Wina.

Keduanya juga sempat menyumbangkan suaranya dalam acara tersebut. ''Kami mendapat tugas ke sini selama tiga minggu. Tugas kami meneliti kebenaran barang-barang di Museum Wina yang berasal dari Maluku," kata Jacob Sipahelut, kasie teknis Museum Negeri Provinsi Maluku.

Informasi keberadaan barang dari Maluku itu, ungkap dia, datang dari pihak Austria yang kemudian dilanjutkan ke Pemerintah Republik Indonesia. Mereka menyebutkan ada banyak barang kuno asal Maluku.

Ternyata benar. Bahkan, jumlah benda-benda itu cukup mencengangkan, 1.200 item. ''Jenisnya bermacam-macam. Ada yang bentuk kain hingga patung moyang. Kami sempat kaget juga," kata pria berkumis itu.

Setelah dipastikan berasal dari Maluku, Jacob dan rekannya, Tonci Tuarissa, mendokumentasi dan memastikan asal barang-barang kuno itu. ''Maluku kan ada beberapa tempat. Dan, daerah-daerah itu kadang punya perbedaan dalam jenis barang," kata Jacob.

Barang-barang itu sampai ke Eropa karena dibawa oleh orang Austria, menurut Jacob, bernama Van Howell. Dia datang ke Maluku pada awal 1800-an. Van Howell membawa banyak barang khas Maluku ke Austria dengan kapal. ''Van Howell tampaknya sangat tertarik dengan benda-benda Maluku," kata pria yang punya suara merdu itu.

Sayang, upaya untuk memulangkan kembali barang-barang Maluku itu tak terealisasi. Barang-barang tersebut sudah menjadi milik Museum Wina. ''Sedih juga barang-barang itu ada di sini, bukan di Maluku. Tapi, kita harus menghormati itu," lanjut Jacob.

Meski begitu, keduanya cukup bangga ada benda-benda kuno maluku di Museum Wina. Apalagi, 1.200 benda itu masih terawat dengan baik. Padahal, usianya sudah mencapai 200-an tahun. ''Kalau tetap di Indonesia mungkin barang itu sudah rusak dan tidak ada lagi. Ini yang patut kami hargai," tegas Jacob yang akan melanjutkan peneltiannya ke Belanda bersama Tonci. (diq/cfu)

Tidak ada komentar: